masukkan script iklan disini
radarhukum.site, Medan - Menteri Agama RI Prof Dr H Nasaruddin Umar MA menegaskan peran strategis Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dalam menggaungkan pesan perdamaian dunia, khususnya merespons konflik Israel-Palestina.
Hal itu disampaikan Menag saat membuka International Seminar and Conference of The Malay-Islamic World di UIN Sumatera Utara, di Medan, Senin (24/11/2025), yang juga membahas arah geopolitik Presiden Prabowo dalam memperkuat peran dunia Melayu-Islam di tatanan global baru.
Seminar ini mengangkat topik "Reading the Geopolitical Direction of Presiden Prabowo : Revitalizing The Role of The Malay-Islamic World in The New Global Order".
Seminar berlangsung di Gelanggang Mahasiswa Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, Jalan Sutomo/Jalan IAIN Medan, Senin-Selasa (24-25/11/2025)
Dikatakan Menag Nasaruddin, ada 4 Universitas Islam Negeri (UIN) yang sedang melaksanakan acara yang sama. Masing-masing membahas tema yang sama dalam sudut pandang yang berbeda.
Nantinya hasil pemikiran yang lahir, sebut Menag Nasaruddin akan disimpulkan untuk disampaikan sebagai bentuk dukungan akademis kepada pemerintah RI di bawah Presiden Prabowo Subianto.
"Seminar ini sebagai upaya bagaimana Kemenag melalui perguruan tinggi menggaungkan pesan-pesan perdamaian melalui konten-konten dan pemikiran akademis. Ada 4 UIN yang menggelar seminar ini dari beragam sudut pandang, di Medan, Jakarta maupun Surabaya," kata Menag Nasaruddin.
Dijelaskan Menag Nasaruddin, untuk UIN Sumatera Utara (Sumut) Medan seminar menghadirkan melihat dari sisi Melayu dan Islam dan mendatangkan para pemikir dari Asia Tenggara.
"Kita merespon pernyataan Presiden Prabowo terkait masalah kemanusiaan di Palestina di berbagai forum internasional. Kita mendukung langkah tegas Presiden Prabowo yang menyatakan Indonesia wajib terlibat aktif dalam penyelesaian konflik di Palestina. Salah satunya dengan mengirimkan pasukan perdamaian," kata Menag Nasaruddin
Menag Nasaruddin mengatakan, Indonesia bangga memiliki kepala negara yang berani dan tegas dalam mengupayakan perdamaian dunia. Tidak hanya Indonesia, sosok Presiden Prabowo juga dipuji tokoh-tokoh dunia.
Rektor UINSU Prof Dr Nurhayati M Ag dalam sambutannya mengatakan, seminar ini dihadiri 1.000 peserta dari dalam dan luar negeri.
Acara yang digelar selama dua hari ini juga melibatkan akademisi, ulama, peneliti, tokoh masyarakat, hingga perwakilan diplomatik dari beberapa negara.
Dikatakan Prof Nurhayati, sejumlah tokoh nasional yang hadir antara lain Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono ; Menteri Agama Republik Indonesia Prof Dr H Nasaruddin Umar MA ; Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution serta Head of Mission Konsulat Malaysia Shahril Nizam Abdul Malek.
Rektor UIN Sumatera Utara menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran para pejabat nasional dan tamu internasional yang berpartisipasi dalam forum strategis tersebut.
Dijelaskan Prof Nurhayati, kekinian percaturan dunia menuntut kolaborasi lintas sektor dan lintas budaya untuk merespons tantangan geopolitik, kemiskinan, fragmentasi sosial, serta disrupsi digital.
"Dunia Melayu-Islam memiliki modal besar berupa warisan budaya yang kaya, nilai keagamaan universal rahmatan lil’alamin, dan didukung populasi amat signifikan di Asia Tenggara dan lintas benua, serta jejaring pendidikan dan riset yang makin berkembang," sebut Prof Nurhayati
Konvensi DMDI yang digelar di Jakarta serta forum-forum seperti AICIS+ 2025, kata Prof Nurhayati, tampil sebagai “titik balik” peradaban, di mana Islam dan Melayu bersatu sebagai kekuatan moral, intelektual dan inovasi keilmuan yang berorientasi pada keadilan sosial serta kemajuan teknologi?
Di era multipolar dan transformasi global, dunia Melayu Islam, kata Prof Nurhayati, menghadapi tantangan sekaligus peluang besar untuk menciptakan tatanan dunia yang berkelanjutan dan harmonis. Di sinilah peran Perguruan Tinggi Islam (PTKI) menjadi semakin vital dan strategis. PTKI di Indonesia dan kawasan Melayu Islam wajib mengambil bagian aktif dalam, tandas Prof Nurhayati.
"Kami percaya, melalui forum ini, kita dapat mendorong lahirnya gagasan strategis, menginspirasi kerja sama internasional, dan meneguhkan komitmen bersama untuk menjadikan dunia Melayu Islam sebagai poros peradaban yang maju, damai, dan berkeadilan," tandas Prof Nurhayati.
Terkait pemerintahan Presiden Prabowo, Prof Nurhayati sepakat jika kepemimpinan Presiden Prabowo dalam memperkuat soliditas kawasan, memperjuangkan perdamaian dan keadilan global, serta mendukung tatanan dunia baru bagi dunia Melayu-Islam, menjadi pijakan utama strategi pembangunan multi poros yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kita mengetahui bahwa visi geopolitik Presiden Prabowo telah menempatkan Indonesia sebagai aktor sentral dalam percaturan global melalui diplomasi aktif dan fondasi pertahanan nasional yang kuat, khususnya di bidang maritim dan keamanan strategis," jelas Prof Nurhayati.
Lebih dari sekadar kepentingan nasional, Presiden Prabowo proaktif memperjuangkan isu muslim global, termasuk membangun solidaritas untuk Palestina serta penguatan forum dunia Melayu Islam.
"Sebagai hasilnya, Indonesia kini dipandang sebagai mediator, jembatan kerja sama lintas blok, dan kekuatan menengah yang kokoh mengusung perdamaian serta keadilan global," kata Prof Nurhayati.
Gubernur Sumut yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Basarin Yunus Tanjung mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumut mengapresisasi dan menyambut baik kegiatan ini. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan pemikiran akademis yang sangat penting bagi pemerintahan.
"Kampus sebagai refrensi dalam kajian akademik kebijakan publik sangat penting bagi suatu pemerintahan. Pemerintah p
Provinsi Sumut sangat mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan ini," sebut Basarin. (Red. FHL)
Dikutip dari medanbisnisdaily.com







